Kamis, 08 Desember 2011

Cerita K2N : "Papides"

--------------------------------------------------------
"Janganlah kalian lihat tampang kami yang seram ini. Biarpun sangar, tapi hati kami selembut minyak VCO!" 
yak itu lah petikan ucapan dari seorang Bapak Kepala Desa Aejeti waktu awal kita tinggal di sana. Ucapan itu sangat-sangat benar sodara-sodara! :)
Perkenalkan semuanya, ini dia Bapak Desa kami tercinta, Bapak Golkar Yusuf......
Unik ya nama beliau, tau lah ya kalo itu nama salah satu partai di negeri ini. Bapak Kepala Desa yang pas awal gw kira serem gimana gitu, ternyata adalah orang yang bersahabat, ramah, dan humoris. Saking deketnya, Bapak Desa ini udah kita anggep bapak sendiri, makanya kita nyebutnya Papides.
Eh btw tiba-tiba gw keinget hal menggelikan tentang khayalan gw sebelum dateng ke Pulau Ende. Dulu gw sempet bikin sinetron gitu, gw mikir kali aja gitu pas di pulau gw nemu jodoh, sosok jodoh khayalan itu namanya Muhammad Lukas Maikel, anak Bapak Kepala Desa Aejeti yang lulusan Universitas di Australia. Ganteng pastinya! Ceritanya dia itu benci ngeliat kita anak UI karena pengen ngebantu masyarakat Desa Aejeti. Di mata dia kita itu hanya ngehalangin kharisma dia yang notabene anak kepala desa yang nanti akan meneruskan tampuk kekuasaan ayahnya. Terus gw berani ngelawan dia dengan ngomong *sambil nunjuk muka* "Jangan lo pikir mentang-mentang lo anak kepala desa terus bisa sombong kaya gitu! lo kira lo hebat hah?!" terus dia kaget dan ngomong dalam hati "gila! baru kali ini ada cewe yang berani ngomong gini ke gw, bikin penasaran!" dia yang pertamanya benci, mau nge-bully, malah lama-kelamaan jatuh cinta ama gw! wkwkwkwkwk sungguh khayalan tingkat kabupaten!! :DDD 
Ternyata oh ternyata emang itu hanya menjadi khayalan belaka. Emang sih Papides punya anak, tapiiiii.... tapi anaknya cewe! masih 1 tahun-an pulaaa -_________-" yakkaaalii....
Mamides, Papides, dan Sifa
Udah udah ngalor-ngidulnya! Balik lagi ke cerita tentang Papides.... 
Entah kenapa penduduk pulau selalu mengagung-agungkan orang yang berasal dari Jawa. Papides sering bilang kalo kita berlima ini orang yang diutus dari “pusat” untuk membantu mereka. Penduduk bahkan menganggap kita ini bisa melakukan segala hal. Berasa dianggep dewa gw -___-
Padahal kita hanya mahasiswa yang sejatinya mengikuti K2N ini adalah untuk belajar, belajar dari kehidupan orang-orang pulau, bukan seorang mahapintar yang tidak memerlukan saran dan bantuan dari mereka. #aseeekkk

Tiap penyuluhan ke dusun-dusun, bahkan dusun yang harus ditempuh dengan mendaki gunung lewati lembah, Papides selalu setia nemenin kita. Kata beliau, kita ini tanggungjawab beliau, kalo kita kenapa-kenapa beliau  yang akan ditangkep polisi! *haduh papi segitunya* :DD
Papides udah kaya bapak asuh kedua bagi kita. Selain nemenin pergi ke dusun-dusun, beliau sering nyokong konsumsi seperti mie instan dan telur yang dikasih ke Mama Rusma. Selain itu, pernah suatu kali beliau juga ngajakin kita keliling pulau naik perahu motor. Papides bener-bener "manjain" kita.
di Pulau Songo
Daaaannnn… yang paling tak terlupakan adalah beliau rela nemenin kita nyari kerang galau! (Mengenai kerang galau ini, nanti gw akan bahas khusus di postingan tersendiri..tungguin yoo..
Kerang hasil pencarian sore itu
Waktu perpisahan, Papides ikut nganterin kita sampe ke penginapan "Ola Ngari" di kabupaten. Di hari kita akan bertolak meninggalkan Kabupaten Ende menuju Maumere, disaat Kepala Desa lain (yang sekaligus merupakan bapak asuh temen-temen gw lainnya) pada nangis, si Papides kering-kering aja matanya. Ini entah karena ga sedih kita mau pergi, ato emang ga mau nangis sih pap?! hehe. Emang dari pas perpisahan di desa pun Papides ga mau bersedih-sedih ria. Masih bisa menahan perasaan lah intinya. :))  
Sukses ya Papides..! Semoga selalu amanah dan istiqomah dalam memimpin Desa Aejeti kita tercinta. Terima kasih banyak sudah membantu kami selama ini... Atas bantuannya, dukungannya, perhatiannya, dan hal-hal berharga lainnya. 
Sampai bertemu nanti ya Pak.. Saya tunggu di Jakarta.. ^^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo komentarnya....